Selasa, 10 Mei 2016

Strategi Bisnis, Mengulik Blue Ocean Strategy

Dalam manajemen strategi, terdapat 2 istilah yang mungkin pernah atau bahkan sering didengar oleh kita; yaitu red ocean strategy & blue ocean stretegy. Sebelum kita masuk ke pembahasan judul, mari kita kupas sedikit terlebih dahulu mengenai red ocean strategy atau strategi samudera merah. Sesuai istilahnya, kata red atau merah menyimbolkan suatu hal yang panas, perang dan berdarah-darah. Tapi ini hanya ibarat, dalam hal bisnis, red ocean strategy merujuk pada strategi pemasaran yang melibatkan "perang" atau persaingan yang ketat dalam jenis bisnis yang sama dengan kompetitor. Red ocean strategy mungkin lebih umum kita jumpai di sekitar kita, seperti persaingan antara toko buah satu dengan yang lainnya  dimana masing masing dari mereka bertujuan untuk menggaet pembeli sebanyak banyaknya dengan metode pemasaran yang lebih tradisionil seperti persaingan harga atau promosi mulut ke mulut. Ciri khas dari red ocean strategy adalah para pelaku usaha menawarkan produk yang sama dengan metode pemasaran yang sama juga sehingga persaingan terlihat lebih panas karena sentuhan inovasi nyaris tidak terlihat di antara keduanya.

Sekarang saatnya mengupas topik utama, yaitu blue ocean strategy atau strategi samudera biru. Seperti istilahnya, kata biru merujuk pada suatu keadaan yang damai, atau bisa disimpulkan blue ocean strategy adalah strategi pemasaran bisnis yang menimalisir atau bahkan menghilangkan persaingan. Persaingan ini dapat diredam dengan menciptakan inovasi baru dalam pengembangan produk yang dijual sehingga produk memiliki nilai tersendiri di mata konsumen karena keunikannya atau beda dari yang lain. Di Indonesia, konsep blue ocean strategy belum lama diterapkan, dan mungkin akan terlihat seperti pionir atau pencipta terobosan baru. Bisa kita ambil contoh yang terdekat dan ada di negara kita sendiri seperti Go-jek. Pemasaran jasa ojek secara online mungkin sebelumnya tidak kita pikirkan, tapi ternyata Go-jek mampu menembus pasar jasa angkutan bahkan sempat sedikit mematikan jasa ojek pangkalan (walaupun sampai terjadi insiden antara mereka akibat persaingan baru-baru ini). Kemajuan teknologi yang membawa kita pada era gadget dengan segala kemudahan yang ditawarkan tentu memilih untuk menggunakan jasa ojek online ketimbang harus mencari-cari tukang ojek di sekitar kita. Mulai dari Inovasi pemasaran dengan cara online, seragam driver, metode perekrutan driver Go-jek, hingga sistem secara keseluruhan merupakan gebrakan baru yang mungkin memunculkan pengikut-pengikut di masa setelahnya.

Dari sini, bisa kita tilik lebih dalam apakah blue ocean masih mudah diterapkan? Dan apa saja hambatan-hambatannya?

Pertama, inovasi biasanya membutuhkan biaya yang besar. Innovation tend to be high-costly. Apalagi jika bisnis bergerak di bidang manufaktur dimana pengembangan dan riset produk baru membutuhkan sumber daya yang besar.

Kedua, jika tidak membutuhkan biaya besar, maka akan menuntut pelaku bisnis untuk sering memutar otaknya dan berpikir sekreatif mungkin dalam menciptakan ide-ide baru ketika pesaing sudah mulai bermunculan.

Ketiga, yang perlu di garis bawahi adalah blue ocean lama kelamaan akan menjadi red ocean jika inovasi terhenti. Ya, di awal memang akan menjadi pelopor dimana pesaing belum ada, tapi belakangan pasti akan ada yang mencoba meniru dan persaingan pun akan muncul jika si pelopor tidak mengimbanginya dengan menciptakan ide-ide baru yang berkelanjutan.

Keempat, bagi negara kita Indonesia, memberikan edukasi bagi pelaku bisnis maupun konsumen terhadap mindset inovasi adalah hal yang mungkin tidaklah mudah dilakukan dan tentu saja kembali ke poin pertama, high-costly. Merubah paradigma terhadap bisnis konvensional tentunya akan dipandang sebelah mata pada awalnya. Adanya pemikiran skeptis juga tidak bisa dihindari. Ketika pengimplementasi blue ocean menyerah di tengah jalan, maka dipastikan visi, target dan perencanaan di awal tidak akan terpenuhi. Sehingga dibutuhkan metode pemasaran yang masif dan berkesinambungan.

Kesimpulannya, blue ocean mungkin menawarkan strategi yang dapat membantu perusahaan untuk meraup profit lebih banyak, akan tetapi banyak hambatan yang membuat blue ocean sering gagal untuk diterapkan di perusahaan- perusahaan kecil hingga menengah, terutama di negara kita sendiri. Blue ocean membutuhkan pelaku bisnis hingga konsumen yang sudah teredukasi dengan baik atas prinsip inovasi. Selain itu, prinsip perlindungan negara bagi hak cipta atau paten juga mendukung penerapan blue ocean sehingga para plagiat - plagiat bisnis tidak dapat mencuri hasil karya sang pionir.

Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar